SAMA seperti di dunia nyata,
situs gelap
tidak berbeda
dengan pasar
gelap yang
menawarkan produk ilegal
seperti narkoba, senjata, paspor palsu dan video
berbau pornografi. Situs tersebut juga menjadi pusat jaringan
para aktivis politik dan pelaku kriminal.
Seorang pelajar di Amerika Serikat (AS),
dengan nama samaran menjelaskan
mengapa ia lebih memilih membeli narkotika
melalui situs gelap. ''Kita tidak harus pergi ke luar dan bertemu
dengan penjual dengan risiko tertangkap,''
ujar pelajar tersebut. Selain itu, calon pembeli dapat dengan
mudah memilih dan membandingkan
produk yang akan dibelinya. Seperti yang diberitakan di BBC, situs
tersebut difasilitasi oleh sebuah jaringan
pengguna komputer yang berpendapat
bahwa internet seharusnya tidak termasuk
dalam pengawasan penegak hukum. Para pengguna yang mengakses situs
tersebut tidak akan mengetahui identitas
lawan bicaranya saat mereka berinteraksi.
Dengan begitu, muncul rasa aman saat
melakukan transaksi. Radio asuhan BBC, 5 Live Investigates, telah
mencoba membeli narkotika dari seorang
penjual di situs gelap. Untuk mendapatkan akses ke situs tersebut
dibutuhkan suatu perangkat lunak dan
suatu metode yang akan mengacak lokasi
pengguna sehingga kecil kemungkinan
untuk terlacak. Cara tersebut rupanya digunakan juga oleh
para aktivis di seluruh dunia dan juga
politikus yang kontra pemerintah. Bahkan
revolusi Timur Tengah yang terjadi
belakangan juga menggunakan cara yang
sama. Sedangkan dari sisi penegak hukum, seperti
yang diungkapkan oleh John Carr,
penasehat keamanan internet kepada
pemerintah Inggris dan juga PBB, ''Para
polisi tidak memiliki fasilitas yang memadai
untuk menangani kriminalitas di dunia maya, dan mereka mengakui hal tersebut.'' Deputi Asisten Komisaris Kepolisian Janet
Williams mengatakan, ''Kami telah
menyadari adanya kejahatan di dunia
maya, dan kami telah berupaya dengan
melakukan kerjasama dengan polisi nasional
dan internasional.'' Namun upaya tersebut sangat sulit
mengingat posisi para pengguna yang telah
disamarkan. Bagi para pengguna situs gelap
dan termasuk pelajar AS tersebut, mereka
berhak mendapatkan kebebasan bahkan di
dunia maya sekalipun. Kebebasan tersebut bahkan termasuk
kebebasan memilih, seperti memilih untuk
mengakses internet tanpa harus takut,
walaupun dalam praktiknya akan selalu
berbeda.(MI/DNI)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
jangan lupa komentarnya,mas bro dan mba br0.