SEJARAH

19 Februari 2012

Internet Google dituduh langgar hak privasipengguna "Apple safari"

San Fransisco (ANTARA News/
Xinhua-OANA) - Google dan tiga
perusahan periklanan dalam
jaringan pada Jumat dituduh menerobos pengaturan privasi dalam
aplikasi perambah Apple "Safari" guna
menelusuri kebiasaan selancar di komputer
dan iPhone. "Aplikasi perambah Safari secara baku
terkonfigurasi untuk memblok "cookies"
pihak ketiga. Kami mengidentifikasi empat
perusahaan periklanan yang menempatkan
cookies yang dapat terlacak di Safari. Google
dan Vibrant Media secara sengaja mengelak dari fitur privasi Safari," kata seorang
mahasiswa Universitas Stanford, dalam
sebuah posting blog yang dirilis pada Jumat. Kode pelacakan tersebut dikonfirmasi oleh
penyelia teknis Jurnal Wall Street. Dari 100
laman internet populer, ditemukan 22 laman
yang mengandung iklan dalam sebuah
komputer yang dipasangi kode pelacak oleh
Google. Sebanyak 23 iklan juga terpasang sebagai kode di iPhone. Menurut riset itu, Google dan perusahaan
lainnya telah mengeksploitasi celah dalam
pengaturan privasi aplikasi perambah Safari,
yang secara standar memblok pelacakan,
tetapi membuat pengecualian jika seorang
pengguna berinteraksi dengan laman tersebut, misalnya dengan mengisi formulir
tertentu. "Jadi Google menambahkan kode dalam
beberapa iklannya, sehingga Safari mengira
seorang pengguna sedang mengirimkan
form tak terlihat kepada Google. Safari
kemudian akan membiarkan Google
menempatkan cookie di ponsel atau komputer itu," kata laporan Jurnal Wall
Street. Laporan itu mengatakan file kecil yang
disebut "cookie" itu biasanya tidak
berfungsi setelah 12 hingga 24 jam, namun
terkadang dapat berfungsi untuk
penelusuran lebih lanjut terhadap para
pengguna Safari, karena Safari membolehkan sejumlah perusahaan untuk
menambahkan lebih banyak cookies dalam
sebuah komputer ketika satu cookie telah
terpasang. Google menonaktifkan kode itu setelah
dihubungi oleh Jurnal Wall Street, kata
harian itu. Raksasa pencari itu juga
menghilangkan beberapa instruksi kepada
pengguna Safari dalam salah satu laman
internet mereka, yang dikatakan para pengguna dapat melakukan pengaturan
privasi lewat Safari jika ingin mencegah
pelacakan privasi oleh Google. "Jurnal itu salah membaca situasi yang
terjadi. Kami biasa menggunakan Safari
untuk menyediakan fitur yang diaktifkan
para pengguna Google. Penting sekali untuk
menegaskan bahwa cookies iklan itu tidak
mengumpulkan informasi pribadi," kata Google dalam sebuah pernyataan. Tiga perusahaan periklanan daring lain yang
juga dituduh menggunakan kode serupa
adalah Vibrant Media, WPP`s Media
Innovation Group dan Gannet`s PointRoll. Seorang programer di Mumbai, Anant Garg
(25), adalah pengembang kode "Safari
workaround"dan mem-posting tentang
penggunaan teknisnya dua tahun lalu. Ia
mengatakan kepada Jurnal Wall Street
bahwa ia tidak mempertimbangkan aspek privasi karena ia hanya ingin Safari bekerja
seperti aplikasi perambah lainnya. Kelompok pemantau konsumen pada Jumat
meminta Komisi Perdagangan Federal AS
(FTC) untuk menyelidiki apakah Google
melanggar kesepakatan dengan FTC
sebelumnya tentang pembajakan dengan
menempatkan cookies pelacak yang menghindar dari pengaturan privasi di
aplikasi perambah Safari. Masih pada Jumat, Microsoft mengecam
Google terkait praktik itu, dengan
mengatakan hal itu bukan yang pertama
dilakukan Google. Dalam sebuah posting
blog berjudul "Merambah tanpa harus
terambah", Microsoft mempromosikan aplikasi Internet Explorer 9, dengan
menyorot proteksi privasi yang terkuat
dalam industri internet. Google tengah mendapat sorotan terkait
pelanggaran hak privasi penggunanya.
Akhir bulan lalu, Google mengumumkan
untuk menulis ulang kebijakan privasi
mereka, dengan mengonsolidasikan
informasi pengguna di seluruh layanan mereka. Langkah tersebut segera disambut
kekhawatiran dan kekecewaan karena
Google tidak menawarkan pilihan
pembatasan privasi tertentu kepada
penggunanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

jangan lupa komentarnya,mas bro dan mba br0.