SEJARAH

19 Februari 2012

Proyek Pengembangan Bandara Soekarno-Hatta Dimulai

TANGERANG-PT Angkasa Pura II (Persero) mulai menggarap
proyek pengembangan
Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten. Sejumlah pekerjaan
fisik tahap awal (persiapan) dalam rangka
merealisasikan Grand Design Soekarno-
Hatta tengah dilakukan saat ini. Pekerjaan-
pekerjaan itu meliputi antara lain pelebaran
akses utama (P1 dan P2) dari menuju terminal penumpang, penambahan apron,
membuat high speed rapid exit taxyway,
serta menambah kapasitas boarding
lounge Terminal 1A dan 1B, dll. ”Ini adalah bagian dari program jangka
pendek perealisasian grand design yang
dilakukan pada tahun 2011 dan 2012, yaitu
membangun sarana-sarana penunjang
pelaksanaan pengembangan Soekarno-
Hatta. Bisa dikatakan, ini program pendahuluan atau persiapan sebelum
pengembangan infrastruktur jangka
panjang secara total dilakukan,” ungkap
Direktur Utama PT Angkasa Pura II Tri S
Sunoko usai Rapat Dengar Pendapata
dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta, Rabu, 8 Februari 2012. Pengembangan infrastruktur tahap jangka
panjang yang dimaksudkan adalah
melakukan optimalisasi dua landasan pacu
(runway) dan revitalisasi tiga bangunan
terminal penumpang yang ada untuk
meningkatkan kapasitas baik pergerakan pesawat maupun penumpang. Optimalisasi
landasan pacu akan mendongkrak
kemampuan pelayanan sisi udara dari 52
pergerakan per jam menjadi 72 pergerakan
per jam. Langkah-langkah yang dilakukan
adalah membuat high speed exit taxiway dan taxiway penghubung (east cross
connection taxiway) antara Runway 1 dan
Runway 2 pada sisi timur bandara.
Kemudian untuk meningkatkan kapasitas
parkir dari 125 pesawat menjadi 174
pesawat, dilakukan pembangunan apron tambahan. Sepanjang tahun 2011, total pergerakan
pesawat di Bandara Soekarno-Hatta
mencapai 358 ribu pergerakan take-off dan
landing. Melalui optimalisasi dua runway
tersebut, Soekarno-Hatta akan mampu
melayani sebanyak 316.820 pergerakan per tahun. ”Kapasitas pelayanan hingga
623.420 pergerakan per tahun akan dicapai
jika Soekarno-Hatta memiliki tiga runway,
dan itu akan bisa mengantisipasi
pertumbuhan setidaknya hingga tahun
2030,” ungkap Tri Sunoko. Sementara itu, optimalisasi dan revitalisasi
terminal penumpang akan menambah
kapasitas dari 22 juta penumpang per
tahun (JPT) menjadi 62 JPT. Upaya yang
akan dilakukan adalah dengan
memaksimalisasi kapasitas Terminal 1 dan 2 dari 18 juta penumpang saat ini menjadi
37 juta penumpang dengan memperluas
area terminal dan mendirikan bangunan
penghubung (integrated building) di antara
keduanya. Disusul kemudian
mengembangkan Terminal 3 dari kapasitas 4 juta menjadi 25 juta penumpang. Pada 2010, penumpang Soekarno-Hatta
tercatat telah mencapai 44,3 juta
pergerakan. Kemudian pada akhir 2011
meningkat menjadi 51,5 juta pergerakan.
”Jika mengacu pada pertumbuhan yang
terjadi dengan sangat cepat tersebut, menurut prediksi kami pada 2014
mendatang angka 62 juta penumpang akan
tercapai. Karena itu, runway ketiga dan
terminal keempat saat ini menjadi
kebutuhan yang sangat strategis untuk
direalisasikan,” papar Tri Sunoko. Tri Sunoko menambahkan, pada awalnya
pembangunan runway ketiga dan terminal
empat merupakan sebuah pilihan. Namun
melihat tren pertumbuhan yang terjadi di
Soekarno-Hatta, pembangunan runway
ketiga dan terminal empat berubah menjadi sebuah kebutuhan yang tidak bisa
dihindari. Pembangunan runway baru yang
akan menjadi runway ketiga serta terminal
penumpang keempat tersebut sedianya
akan menambah kapasitas Bandara
Soekarno-Hatta menjadi 87 JPT. Pada sektor pelayanan jasa angkutan
barang, akan dilakukan relokasi area kargo
untuk meningkatkan kapasitas dari 500
ribu ton per tahun menjadi 1,5 juta ton per
tahun. Saat ini, pergerakan angkutan
barang yang dilayani Unit Bisnis Pengelolaan kargo (UBPK) Bandara
Soekarno-Hatta mencapai 504 ribu ton per
tahun. Proyek 2012 Pada tahun 2012 ini, Tris Sunoko
melanjutkan, pekerjaan fisik lain yang
tengah dilakukan PT Angkasa Pura II
adalah merevitalisasi jalan akses utama
dari dan menuju terminal (P1 dan P2), yaitu
dengan menambah badan jalan dari dua lajur menjadi masing-masing tiga lajur
sepanjang sepanjang 5,5 kilometer. Disusul
kemudian melakukan pekerjaan-pekerjaan
persiapan yang meliputi pembangunan
basecamp, pembuatan jalan akses proyek,
pembuatan area parkir sementara, serta pembangunan fasilitas pengganti.
Selanjutnya, pembangunan fisik terminal
kargo, pembangunan area komersial dan
integrated building, serta east connection
corss taxiway juga dijadwalkan untuk
dilakukan tahun 2012 ini. ”Kami mohon dukungan seluruh pihak,
insya Allah pertengahan 2012 ini kita akan
lakukan ground breaking proyek
pengembangan total Soekarno-Hatta,”
jelas Tri Sunoko. Menurutnya, prosesi
ground breaking tersebut akan ditandai dengan pembangunan fisik bangunan
Terminal 3. Meski sebenarnya program
pengembangan terminal tersebut sudah
dilakukan sejak 2011 lalu, yaitu dengan
membuat apron baru seluas 72.896 meter
persegi dan selesai pada akhir Desember 2011. Kini, apron Terminal 3 mampu
menampung hingga 20 pesawat sejenis
Boeing 737 series untuk parkir. Terkait maraknya aktivitas pekerjaan
pembangunan fisik di Soekarno-Hatta ke
depan, Tri Sunoko mengharapkan
pengertian masyarakat pengguna jasa
bandara jika terjadi penurunan kualitas
kenyamanan. Hal tersebut mengingat pengembangan Soekarno-Hatta akan
dilakukan tanpa menghentikan atau
mengurangi kegiatan operasional yang
sedang berjalan. ”Mungkin nanti akan ada
banyak kendaraan proyek yang lalu lalang,
kegiatan pengalihan area parkir baik umum maupun pribadi, penataan lalu lintas di
sekitar maupun dalam bandara, hingga
pengalihan operasi maskapai, dan lain
sebagainya, kami minta dimaklumi karena
ini demi menjadikan bandara yang kita
banggakan menjadi lebih baik ke depan,” jelasnya. Namun meski tingkat kenyamanan
menurun, Tri Sunoko menegaskan,
pihaknya akan mengupayakan agar
kualitas pelayanan terhadap pengguna jasa
tidak akan berkurang. Salah satu upaya
yang dilakukan guna mengantisipasi turunnya kualitas pelayanan serta
melakukan percepatan terhadap
pengembangan Bandara Soekarno-Hatta,
Angkasa Pura II telah membentuk Project
Management Unit (PMU). PMU adalah
sebuah unit khusus yang dibentuk untuk menjalankan program-program
pengembangan/pembangunan baik di
Soekarno-Hatta maupun bandara lain yang
berada di bawah kendali Angkasa Pura II,
sehingga manajemen di kantor cabang bisa
tetap fokus mengurusi operasional bandara. ”Jadi, nggak ada general manager atau
kepala cabang dan jajarannya yang secara
teknis ikut mengurusi proses
pengembangan bandaranya. Mereka akan
fokus bekerja melayani pengguna jasa
secara optimal,” pungkasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

jangan lupa komentarnya,mas bro dan mba br0.