Menjadi
pengembang aplikasi peranti lunak di
Indonesia tidaklah mudah, banyak
tantangan yang harus dilewati walaupun
Indonesia menyimpan potensi besar
menciptakan ahli-ahli komputer yang handal. Farid Zulkarnain, EVP Business Development
PT. Navcore Nextology , mengatakan
pengembang aplikasi peranti lunak
Indonesia memiliki kemampuan yang tak
kalah hebat dengan pengembang luar. Dia mencontohkan banyak perusahaan asing
yang ingin menanamkan investasinya di
Indonesia hanya untuk membuat aplikasi.
"Yahoo!" misalnya, beberapa waktu lalu
membeli laman jejaring sosial karya lokal
yaitu Koprol. "Menjadi seorang pengembang aplikasi tidak
harus jurusan teknik informatika atau
komputer, semua jurusan kuliahpun bisa jika
ada kemauan. Jika ingin ditekuni, menjadi
pengembang hanya membutuhkan waktu
tiga hingga enam bulan," katanya ketika menggelar jumpa media Windows 8
Developer Boot Camp di Bandung pada akhir
pekan ini. Tantangannya, dinamika pasar peranti lunak
di Indonesia belum cukup bagus karena
menurut kebiasaan masyarakat pada
umumnya lebih senang mendaptakan
sesuatu dengan cara gratis. Akhirnya,
banyak kasus pembajakan peranti lunak di Indonesia. "Dari pada beli aplikasi atau peranti lunak
berbayar, mendingan gratisan," katanya. Kemudian dari sisi regulasi, sebuah
perusahaan pengembang aplikasi atau
peranti lunak yang baru berdiri (start up)
harus memiliki ijin tempat usaha di gedung
perkantoran atau ruko sedangkan dana
yang dikeluarkan untuk membeli atau menyewa gedung perkantoran dan ruko
sangatlah terbatas. Saat ini jumlah pengembang aplikasi atau
peranti lunak di Indonesia sekitar 5.000 -
10.000 orang. "Steve Jobs saja memulai
Apple dari garasi mobil rumahnya," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
jangan lupa komentarnya,mas bro dan mba br0.